Tathayyur (Ramalan Nasib Sial)
“Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada thiyarah (Meramal nasib sial) dan yang membuat aku takjub ialah al-fa’lu (Optimisme) yang baik yakni kalimat yang baik. (Muttafaq Alaih)
Makna ‘La adwa’ ialah bahwa penyakit tidak bisa menular secara alami (dengan sendirinya) namun Allah lah yang menakdirkan hal itu.
Karena thiyarah termasuk kesyirikan maka ia wajib dijauhi. Ibnu mas’ud meriwayatkan dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Thiyarah itu perbuatan syirik” (HR.Abu Dawud)
Pengertian Tathayyur Ialah meramalkan nasib sial dengan adanya burung – burung seperti burung gagak dan burung hantu, atau dengan nama-nama orang atau akhlak mereka, atau yang semisalnya. jika seseorang telah bertekad untuk mengerjakan suatu pekerjaan kemudian melihat salah satu dari tanda – tanda tersebut lalu mengurungkan tekadnya, maka inilah bentuk tathayyur yang termasuk perbuatan syirik. karena ia meyakini bahwa tanda-tanda tersebut dapat mendatangkan bahaya. maka dengan keyakinan ini, ia telah meniadakan sikap tawakal kepada Allah.
BACA JUGA: ARTIKEL ISLAMI LAINNYA
Adapun al’fa’lu (optimisme) jika melihati atau mendengar sesuatu yang menyenangkan, akan menjadikan hati selalu bergantung kepada Allah semata. Dan menjadikan jiwa akan semakin kuat dan menjadi semangat terhadap apa yang diinginkannya. Al-fa’lu merupakan bentuk huznuzhan (Baik sangka) kepada Allah.Hadits-hadits di atas mengandung beberapa pesan penting:
- Larangan ber-tathayyur, yaitu meninggalkan suatu amalan karena ramalan nasib sial dengan burung atau semisalnya.
- Tatthayyur termasuk perbuatan syirik jika menyebabkan ditinggalkannya suatu amalan, karena meyakini adanya bahaya dan manfaat dari selain allah.
- Sunahnya ber-tafa’ul, sebagai bentuk khuznuzhan kepada Allah..
No comments: